Idi – PT Medco E & P Malaka yang mendapat perpanjangan izin
penguasaan Blok A di Aceh Timur akhirnya mengumumkan pencanangan
dimulainya kegiatan eksplorasi minyak dan gas (migas) di pengujung tahun
ini.
Sementara tuntutan pelaksanaan program community development (CD)
yang menjadi bagian tanggung jawab sosial perusahaan migas itu juga
terjawab sudah. Pihak Medco menyetujui pembangunan rumah sakit dan
pembangunan fasilitas air bersih untuk masyarakat di kabupaten tersebut.
Dana awal yang dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit berikut
fasilitas air bersih itu–sebelum proses penjualan hasil kotor
(bruto)–besarnya Rp 70 miliar dari Rp 230 miliar (nilai asumsi yang bisa
berubah sesuai hasil penjualan). Sementara sisanya akan dilunasi dalam
20 tahun mendatang, sejak 2013 hingga 2031.
Selain itu, dimulainya pengoperasian eksplorasi migas di Blok A juga
sangat diharapkan oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Perusahaan pupuk
yang berbasis di Kota Lhokseumawe itu sudah menandatangani kontrak
dengan PT Medco E&P Malaka untuk pasokan gas sebanyak 110 juta kubik
per hari (mmscfd) untuk kebutuhan lebih kurang selama lima tahun.
Karena selama ini, PT PIM harus mendatangkan pasokan gas yang diangkut
dari luar Aceh dengan kapal kargo.
Komitmen Medco itu disampaikan Presiden Direktur/CEO PT Medco E&P
Malaka, Budi Basuki dalam sambutan acara pencanangan dimulainya proyek
lapangan gas Blok A dan pelaksanaan program pengembangan masyarakat
(pembangunan rumah sakit umum daerah) di aula Pendapa Bupati di Langsa,
Senin (2/5).
Budi menambahkan, investasi kawasan Blok A di Aceh Timur membutuhkan
dana senilai USD 600 juta. Sementara kebutuhan untuk pembukaan satu
sumur membutuhkan USD 10 juta atau setara dengan Rp 180 miliar. “Kami
juga akan membuka sumur baru yang menjadi cadangan untuk masa depan,”
kata Budi.
Menyinggul soal dana tanggung jawab perusahaan itu untuk masyarakat
Aceh Timur, Budi Basuki mengatakan, sebagai investor, pihaknya sangat
komit untuk melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat Aceh
Timur. “Bahkan, sebelum adanya hasil produksi, kami sudah berikan Rp 70
miliar untuk realisasi pembagunan rumah sakit,” kata Budi Basuki yang
disambut tepuk riuh para hadirin.
Budi menambahkan, pembangunan RSUD yang lengkap dengan prasarana dan
sarananya itu, termasuk sektor pendukung penyediaan fasilitas air bersih
bagi masyarakat di Aceh Timur, diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada masyarakat Aceh. Sehingga hubungan baik antara Medco dengan semua
pemangku kepentingan akan terus terbina. “Kami juga sangat mengharapkan
dukungan dari pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat demi
kelancaran operasional Medco di Aceh Timur ini,” harap Budi.
Sementara itu, Bupati Aceh Timur, Muslim Hasballah mengatakan,
wilayah konsesi pertambangan migas mencakup 15 kecamatan dari 24
kecamatan yang ada di Aceh Timur. Dari 15 kecamatan itu, sebagian besar
wilayah subsektor migas berada di dalam wilayah konsesi PT Medco E&P
Malaka atau yang disebut dengan Blok A. Sementara PT Pacific Oil &
Gas di Kecamatan Rantau Peureulak dan PT Triangle Pase Inc berada di
Kecamatan Pante Bidari.
Faktor kemanusiaan
Dalam sambutan yang dibacakan di luar tanpa teks pidato, Bupati Muslim
juga menyinggung soal polemik yang terjadi terkait eksplorasi migas Blok
A di Aceh Timur. Menurut Muslim, kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah dalam pengelolaan Blok A selama ini bukanlah sebagai
bentuk upaya penghambat bagi proses investasi.
“Tapi kondisi yang membuat kami menuntut Medco menyelesaikan hak-hak
masyarakat sebelum dilakukan eksplorasi,” kata dia. Dikatakan, semua
tuntutan Pemkab Aceh Timur didasari pada faktor kemanusiaan bagi
masyarakat yang berada di salah satu kawasan dampak konflik tertinggi di
Aceh.
Bupati juga menampik adanya tudingan tolak tarik kepentingan antara
ia dan Gubernur Aceh dalam pengelolaan Blok A di Aceh Timur. “Apa yang
terjadi selama ini saya dengan Gubernur Irwandi Yusuf tidak lebih akibat
miskomunikasi di antara kami. Mungkin saja saya atau beliau yang salah
mendengar dalam setiap komunikasi. Apalagi kami hanya berkomunikasi
melalui telepon,” ungkap Muslim.
Ke depan, ia mengajak seluruh masyarakat Aceh Timur untuk mendukung
kelancaran produksi migas oleh Medco. “Kami sangat membutuhkan dukungan
semua pihak untuk menyukseskan program invenstasi di daerah kita,” ajak
Bupati Muslim.
Tolok ukur
Sementara itu, Prof Dr A Rahman Lubis, Staf Ahli Gubernur Aceh
mengatakan, proses pengelolan migas di Blok A merupakan langkah awal
yang baik bagi iklim investasi di Aceh. “Ini menjadi starting point dan
plus minus bagi upaya investasi secara keseluruhan di Aceh,” kata Prof A
Rahman Lubis dalam paparan singkatnya.
Jamin pasokan
Sementara itu, dalam sebuah jumpa pers dengan pihak Medco E&P Malaka
di Hotel Kartika Langsa, Serambi mendapat jawaban kepastian terkait
pasokan gas ke PT PIM. Namun, Direktur Pengembangan Aset PT Medco
E&P Malaka, Eka Satria mengatakan, pasokan gas ke PT PIM baru bisa
dilakukan setelah dimulai kegiatan eskplorasi sejak 2013 hingga lima
tahun mendatang.
“Tapi untuk tahap pertama dan kedua, kami hanya bisa menjamin sekitar
55 juta dari nilai kontrak 110 kubik per hari (mmscfd),” kata Eka
Satria. Ia tambahkan, sebelumnya, perusahaan pupuk yang berbasis di
Lhokseumawe itu sudah teken kontrak dengan PT Medco E&P Malaka untuk
pasokan gas sejumlah 110 juta kubik per hari (mmscfd) untuk kebutuhan
lebih kurang selama lima tahun. Karena selama ini, PT PIM harus
mendatangkan pasokan gas yang diangkut dari luar Aceh dengan kapal
kargo.
Senin, 28 Agustus 2017
Home »
» MEDCO MULAI EKSPLORITASI MIGAS DI ACEH TIMUR (JAMINAN PASOKAN GAS KE PT PIM)
0 komentar:
Posting Komentar