MENGAYOMI PEKERJA, MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA, UNDANG-UNDANG TENAGA KERJA

Kamis, 15 Desember 2016

JEPANG NEGARA PERTAMA SERAHKAN BANTUAN BAGI ACEH


 Jepang menjadi negara asing pertama yang menyerahkan bantuan bagi korban bencana gempa Bumi di kabupaten Pidie Jaya, Aceh, yang akan disalurkan melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau JICA.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, menyerahkan bantuan itu kepada Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi, serta turut dihadiri Wakil Presiden, Jusuf Kalla, hingga Ketua Komisi Penelitian Komprehensif untuk Pembangunan Ketahanan Bencana Partai LDP, Fukui Teru.
"Diharapkan bantuan tenda ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan dapat membantu meringankan beban para korban bencana," ujar Tanizaki, di Jakarta, Kamis malam.
Bantuan itu diberikan atas permintaan pemerintah Indonesia dan direncanakan bantuan berupa 500 tenda itu akan tiba di lokasi bencana hari ini juga.
Musibah bencana gempa bumi berskala 6,5 pada skala Richter yang melanda wilayah utara Provinsi Aceh pada 7 Desember lalu, tidak hanya telah menelan korban sebanyak 102 jiwa, tetapi juga mengakibatkan 11.267 bangunan dan rumah mengalami kerusakan.
Share:

Share:

Rabu, 14 Desember 2016

Mamak dan Adek ku Meninggal


TERLIHAT kerumunan orang di posko kesehatan TNI dan KWPSI(Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam) di Kompleks Masjid Jami’ Quba Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Senin (12/12). Ternyata tim medis TNI sedang memeriksa bagian belakang kepala seorang wanita paruh paya yang terluka. Aktivitas itu berlangsung di tengah raungan mesin dua alat berat yang membersihkan puing-puing masjid yang ambruk akibat gempa.
Hanya sekali menjepret dengan kamera HP. Dari celah-celah kerumunan orang, Saya melihat seorang anak duduk di atas kursi. Langsung mengubah fokus ke arah bocah itu. Kaki, paha, dan tangannya diperban. Sedangkan keningnya masih terlihat luka memerah.
Ia sekali-kali mengerang kesakitan sambil mengangkat wajah ke atas, di sandaran kursi. Wajahnya terlihat berat seperti menahan sakit yang menyayat. Sesekali dia hendak mau menangis, tapi tak ada air mata yang keluar. Hanya ekspresi wajah saja yang terus menahan rasa sakit yang sempurna dari sekujur tubuhnya.
Karena telapak kaki sebelah kiri dan paha kanannya terbalut perban. Tangan kanannya yang patah juga diperban dan dibungkus dengan kain yang bagiannya melingkar di leher. Luka di keningnya semakin melengkapi derita dan rasa sakit tak terperikan.
Saya mendekatinya sambil berjongkok. Melihat tangan kirinya menggenggam tangan seorang wanita di belakang kursi yang sedang bicara membelakanginya. Sudah pasti orang-orang menganggap, perempuan itu adalah ibu si bocah. “Kiban dek (gimana Dek),” saya menyapanya pelan.
“Mak ngon adek lon meuninggai (ibu dan adik saya meninggal),” ujar bocah itu sambil menahan rasa sakit.
Seketika saya terhentak dan hilang konsentrasi dengan jawaban polos bocah itu. Karena mengira wanita yang dipegang tangan dari tadi adalah ibunya. Saya terdiam sejenak, menarik nafas dalam-dalam. Untuk merangkai pertanyaan yang sulit di tengah pergolakan antara news dan nurani kemanusiaan.
“Reubah reumoh lon (roboh rumah saya),” ujar bocah itu lagi. Meski hanya tiga kata ungkapannya. Tapi sudah cukup menggambarkan bagaimana derita yang dialaminya sebagai seorang bocah.
Karena runtuhnya ratusan rumah dan bangunan lain akibat gempaberkekuatan 6,4 skala richter di Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12) jelang Subuh. Seratus lebih orang meninggal akibat gempa dan berarti termasuk ibu dan adiknya.
Bocah berusia 10 tahun itu bernama Muntazir dari Desa Kuta Pangwa, Kecamatan Trienggadeng. Ia masih duduk di kelas 5 MIN Pangwa. Kemudian wanita yang mendampinginya itu memperjelas orang tua Muntazir yang ikut meninggal bersama adiknya dalam musibah tersebut.
Malam itu, ada orang yang menginap di rumah mereka. Muntazir tidur berempat bersama mamanya bernama Marlina, serta dua adiknya Muhammad Zikri dan yang paling kecil Muhammad Jalalus Sayuti, masih berusia 17 bulan. Di ruang lain, tidur kakek dan neneknya. “Saat kejadian itu ayahnya tidak ada di rumah, karena sedang mencari rezeki di Takengon,” ujar wanita itu.
Ketika gempa pada subuh itu, dinding rumahnya yang terbuat dari semen roboh. Ibu dan adik Muntazir yang berusia 17 bulan meninggal tertimpa reruntuhan. Innalillahi Wainna ilahirajiun. Muntazir selamat dengan luka di sekujur tubuhnya dari kaki hingga kepala. M Zikri, adik Muntazir matanya sakit, hingga harus dirawat. Kakek Muntazir dibawa ke Sigli, Kabupaten Pidie, untuk dirawat di RSU di kabupaten tersebut. Sedangkan neneknya, menemani Muntazir di tenda.
Tim dokter di posko kesehatan TNI bersama KWPSI merekomendasikan agar tangan kanan Muntazir segera dioperasi di RSU Sigli. Tak lama kemudian, Muntazir dibopong oleh seorang pria keluar dari kompleks masjid. Wanita tadi sudah siap di pinggir jalan, menghidupkan mesin dan mengemudikan sepeda motor. Muntazir pun dibawa pergi sambil menahan rasa sakit yang cukup menyiksa.
Muntazir sudah selamat dari reruntuhan gempa. Semoga tangannya segera ‘diselamatkan’. Sebelum disentuh tetanus yang mengancam separuh masa depannya. Tragedi jelang subuh itu, bakal menjadi kenangan paling pahit dan memilukan selama hidupnya. Karena kasih sayang ibu kandungnya berakhir dan adiknya juga pergi selamanya.
Share:

Plt Minta Pejabat Sumbang Untuk Korban Gempa, Eselon I Dipatok 5 Juta


MEUREUDUE - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Soedarmo, mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Provinsi Aceh untuk menyumbang kepada korban gempa bumi di Pidie Jaya, Bireun dan Pidie.
Hal tersebut, kata Soedarmo, sebagai bentuk kepedulian sesama masyarakat Aceh, sehingga kondisi daerah yang lumpuh karena musibah gempa bumi, bisa berangsur pulih.
“Bagaimana pun juga, kita sebagai abdi negara punya kewajiban untuk meringankan beban para korban,” ujar Soedarmo di Banda Aceh, Rabu (14/12/2016) 
Ajakan tersebut akan dituangkan dalam surat yang akan diedarkan pada Kamis besok.
Pejabat eselon I akan menyumbangkan sebanyak Rp 5 juta. Sementara eselon II akan menyumbangkan Rp 2 juta dan Pejabateselon III akan menyumbang Rp 1 juta.
Untuk Pejabat Eselon IV akan menyumbangkan Rp 500 ribu.
Untuk keseluruhan ASN lainnya, gubernur mengajak untuk ikut menyumbang sebanyak Rp 200 ribu, dan para pegawai Non ASN dengan jumlah Rp 100 ribu.
Uang yang terkumpul nantinya akan disumbangkan langsung kepada para korban.
“Kita ingin juga membantu dengan harapan wilayah yang dilanda gempa bisa berangsur pulih,” kata Soedarmo.
Selain para ASN, masyarakat umum yang ingin menyumbang pada korban gempa bumi, juga bisa menyerahkannya melalui posko penerimaan bantuan yang dibuka oleh Pemerintah Aceh.
Pemerintah membuka posko di Media Center Humas Aceh, di Kompleks Kantor Gubernur Aceh atau bisa mengirimkan langsung ke Rekening Bantuan Gempa Pidie Jaya dengan nomor rekening: BNI 222 222 5010 / BRI 37 01 003831 306, atau bisa menghubungi ke 0822 474 27041. (*)
Share:

Cucu Sultan Aceh Ziarahi Makam Raja Dekat Mesjid yang Roboh


 MEUREUDU - Cucu tertua Sultan Aceh Tuangku Muhammad Dawoodsyah, Teungku Putroe Safiatuddin Cahya Alam, Senin (12/12/2016) mengunjungi makam keluarga Sultan Iskandar muda di belakang Masjid Quba yang roboh akibatgempa.
Tidak jauh dari Masjid yang terletak di Kemukiman Pangwa, Pidie Jaya itu terletak dua makam keluarga besar Sultan Iskandar Muda.
Seperti tertulis di batu nisan keluarga Sultan itu adalah Teuku Panglima Prang Gelanggang Bin Teuku Nyak Dhan Aneuk KumuenSultan Iskandar Muda, dan Makam Teuku Panglima Prang Syik Nyak Dhan bin Teuku Bintara Raknawangsa Adoe Ummi Sultan Iskandar Muda.Cucu Sultan Aceh Ziarahi  Makam Keluarga Raja Dekat Masjid yang Roboh
Kehadiran Teungku Putroe ke Pangwa khusus untuk berziarah ke makam adik kandung ibu Sultan Iskandar Muda dan keponakanSultan Iskandar Muda yang berada di belakang Masjid.
Di Masjid itu, Sultan Aceh Tuangku Muhammad Dawoodsyah juga bertemu dengan Kolektor Naskah Kuno Aceh, Tgk Tarmizi Abdul Hamid.
Bersama tim Kaukus Wartawan Peduli Syariat (KWPSI) sejak hari pertama membuka posko bantuan kemanusiaan di Pangwa.
Tarmizi A Hamid juga mengoleksi sejumlah benda sejarah peninggalan Sultan termasuk naskah kuno semasa kesultanan Aceh berjaya.
Share:

Pemerintah Tiongkok Bantu Korban Gempa Pijay Aceh


Beijing, Pemerintah Tiongkok menyediakan bantuan senilai 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) ke Aceh yang mengalami gempa bumi pekan lalu.
Hal itu disampaikan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang dalam jumpa pers, Selasa (13/12/2016).
China Radio International (CRI) melaporkan setelah terjadinya gempa yang berkekuatan 6,4 pada skala Richter di Pidie Jaya, Aceh, Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pesannya kepada Presiden Indonesia Joko Widodo menyatakan, siap menyediakan bantuan yang diperlukan kepada pihak Indonesia.
Untuk membantu pembangunan kembali, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menyediakan bantuan senilai 1 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia.
Selain itu Palang Merah Tiongkok menyediakan bantuan kemanusiaan senilai 100 ribu dolar AS kepada Palang Merah Indonesia.
Tiongkok mengharapkan rakyat Indonesia dengan secepatnya mengatasi kesulitan dan membangun kembali kampung halamannya.
Sebagaimana diketahui, korban meninggal akibat gempa bumi di Pidie Jaya (Pijay) Aceh, bertambah satu orang.
Hal itu menyusul ditemukannya satu lagi korban di wilayah Kabupaten Pidie.
Data yang dilansir BNPB sebelumnya, korban meninggal akibat gempa Pijay berjumlah 101 orang.
Dengan ditemukannya satu korban lagi, kini total korban meninggal menjadi 102 orang.
Korban meninggal yang ke-102 ditemukan Tim SAR, Senin (12/12/2016) siang atas nama Devi Srijalani (22) di Pidie.
Fokus utama tim SAR saat ini membantu membersihkan puing-puing bangunan.
Dengan temuan itu jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Pijay adalah 102 orang, dengan rincian 96 di Pidie Jaya, 4 di Pidie dan 2 di Bireuen.
Sementara itu korban luka-luka 857 orang, pengungsi 83.838 orang tersebar di 124 titik.
Share:

Selasa, 13 Desember 2016

PIDIE JAYA

Pidie Jaya – Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos), Khofifah Indar Parawansa menyambangi anak-anak para korban gempa di posko pengungsian di Desa Rieng Blang, Kecamatan Mereudue, Pidie Jaya, Jumat (09/12).
Kedatangan Mensos RI ke Pidie Jaya untuk melihat kondisi para warga yang mengungsi di posko-posko pengungsian pasca-gempa 6,4 SR melanda daerah tersebut sekaligus menyerahkan bantuan.
setibanya Khofifah di lokasi posko pengungsi itu, ternyata anak-anak sudah menunggu kehadirannya. Selanjutnya Mensos langsung menyapa anak-anak sekaligus mengajak berbincang-bincang hingga bernyanyi bersama untuk memberikan semangat kepada mereka.
“Ayo anak-anak mari bernyanyi bersama dan bersemangatlah untuk belajar biar nanti jadi Menteri seperti ibu, tetap semangat ya,”ujar Khofifah.
Dalam kesempatan itu, Mensos juga menyerahkan tas sekolah kepada masing-masing anak.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial setempat juga telah mendirikan posko pengungsi sekaligus dapur umum lapangan di tujuh titik. Di mana tiap posko tersebut juga menerjunkan tim trauma healing yang juga mendirikan ‘Pondok Anak Ceria’.
Share:

UMP ACEH 2017

Banda Aceh – Pemerintah Aceh telah menetapkan Upah Minimum Pro­vinsi (UMP) Aceh untuk tahun 2017 sebesar Rp2.500.000/bulan yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada para buruh/pekerja­nya di provinsi itu.
Besaran UMP yang mulai berlaku terhitung sejak 1 Januari 2017 tersebut meningkat sekitar 20 persen dibandingkan UMP Aceh tahun 2016 yaitu sebesar Rp2.118.500 dan UMP tahun 2015 yang hanya berjumlah Rp1.900.000/bulan.
Penetapan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh Nomor 72 Tahun 2016 tentang penetapan UMP Provinsi Aceh tanggal 27 Oktober 2016 yang ditandatangani Zaini Ab­dullah sebelum mengambil cuti masa kampanye Pilkada 2017 dari jabatan Gubernur Aceh.
Berdasarkan Pergub itu disebutkan, UMP 2017 ditetapkan berdasarkan re­ko­mendasi dan kesepakatan bersama De­wan Pengupahan Provinsi pada 20 Oktober 2016 yang diserahkan kepada Gubernur Aceh.
Padahal Dewan Pengupahan Pro­vinsi Aceh saat itu hanya menetapkan be­saran UMP 2017 sekitar Rp2,2 juta. Naik sekitar Rp174 ribu dari UMP 2016 yang berjumlah Rp2,1 juta.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Kadis­naker­mob­­duk) Aceh, Kamaruddin Andalah Sabtu (29/10) me­nye­butkan, dasar UMP tersebut, adalah Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum dan Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2014 tentang Ke­tenagaker­ja­an.
Jumlah jenis barang dalam kebutuhan hidup layak (KHL) pun tetap berjumlah 60 jenis (seperti tahun lalu) sesuai dengan Peraturan Menteri Tena­ga Kerja Nomor 13 Tahun 2012.
Menurutnya, UMP yang ditetapkan itu merupakan upah bu­lanan terendah dengan waktu kerja 7 jam/hari atau 40 jam/ming­gu bagi sistem kerja 6 hari/minggu dan 8 jam/hari atau 40 jam/minggu bagi sistem kerja 5 hari/minggu. “UMP tersebut berlaku bagi pekerja/buruh lajang dengan masa kerja kurang dari satu tahun,” terangnya.
Dalam Pergub Nomor 72 Tahun 2016 itu juga disebutkan bah­wa perusa­haan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketentuan yang di­atur pada Pasal 4 Pergub tersebut, di­la­rang mengurangi atau menurun­kan upah sesuai dengan keten­tuan Pa­sal 15 Peraturan Menaker Nomor 7 Ta­hun 2013 tentang Upah Minimum.
Kemudian, bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Per­gub ini, dapat mengajukan penangguhan.
Meski demikian, Kamaruddin meng­harapkan pada awal 2017 men­da­tang seluruh pengusaha di Aceh su­dah mampu mem­bayarkan upah pekerja sesuai dengan UMP yang barusan ditetapkan ini.
Diingatkan, peraturan ini berlaku bagi seluruh pekerja/kar­yawan, baik di perusahan swasta, BUMN/BUMD, instansi pe­me­rintah, maupun usaha-usaha sosial lainnya, maupun instansi pemerintah. Pelaksanaan Pergub ini, juga akan diawasi oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan. (analisadaily)
Share:

PARU LHUENG PUTU

 

DPD-SPAI Bireun meunyerahkan bantuan kepada pengunsi gempa di paru Lhueng putu tgl hari selasa tgl 13 Des 2016, 
Share: